Lamang Tapai, Permen Bambu Manis Khas Minangkabau yang Menggoda Selera

By 1 hari lalu 4 menit membaca

jakartans.id – Di tengah hiruk-pikuk pasar tradisional Minangkabau, aroma manis gula aren yang khas selalu mencuri perhatian. Itulah Lamang Tapai, makanan khas Padang yang unik karena disajikan dalam bambu muda, menggabungkan tekstur kenyal beras ketan dengan rasa fermentasi manis tape singkong. Hidangan ini bukan sekadar camilan, tapi warisan kuliner Minangkabau yang kini mulai mendunia melalui festival makanan dan konten media sosial.

Apa Itu Lamang Tapai?

Lamang Tapai adalah kue tradisional Minangkabau yang terbuat dari beras ketan kukus dicampur tape singkong, kemudian dibungkus daun pisang dan dimasak di dalam bambu muda selama 4-6 jam. Proses slow-cooking ini menciptakan rasa manis alami yang meresap sempurna, dengan tekstur lembut di luar dan agak kenyal di dalam.

Menurut penelitian etnografi dari Universitas Andalas (2024), Lamang Tapai pertama kali dibuat oleh masyarakat Luhak Nan Tigo (Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota) sebagai hidangan selamatan saat panen padi. Bambu muda dipilih karena fungsinya sebagai “panci alami” yang memberikan aroma earthy dan menjaga kesegaran.

Bahan-Bahan dan Cara Membuat

Bahan Utama (untuk 10 potong):

  • 500 gr beras ketan, rendam 4 jam
  • 300 gr tape singkong halus
  • 200 gr gula aren cair
  • Daun pisang secukupnya
  • 10 batang bambu muda (diameter 4-5 cm, panjang 20 cm)
  • Garam secukupnya

Cara Membuat:

  1. Kukus beras ketan hingga setengah matang (30 menit), tiriskan.
  2. Campur dengan tape singkong halus, gula aren cair, dan sedikit garam.
  3. Bungkus adonan dengan daun pisang membentuk tabung panjang.
  4. Masukkan ke bambu muda, tutup rapat dengan daun pisang.
  5. Kukus dalam bambu selama 4-6 jam hingga matang (bambu berubah warna hijau tua).

Tips Penting: Gunakan bambu muda yang masih hijau segar agar tidak pahit. Proses fermentasi alami dari tape akan menghasilkan rasa manis yang semakin enak setelah 1-2 hari.

Keunikan dan Rasa Lamang Tapai

Aspek Deskripsi
Tekstur Luar lembut seperti dodol, dalam kenyal seperti ketan susu
Rasa Manis alami gula aren + asam manis fermentasi tape
Aroma Bambu hangat + pisang kukus yang khas
Penyajian Dibelah memanjang, dimakan dingin atau hangat
Ketahanan 3-5 hari di suhu ruang, 2 minggu di kulkas

Keunggulan: Nol pengawet kimia, 100% alami, dan rendah lemak dibandingkan kue modern. Satu potong (100 gr) hanya 180 kalori, cocok untuk diet sehat.

Signifikansi Budaya Minangkabau

Lamang Tapai bukan sekadar makanan, tapi simbol kemakmuran. Dalam adat Minang, bambu melambangkan kaukah rumah gadang (kekokohan), sementara tape singkong melambangkan kaukah tanah (kesuburan). Hidangan ini wajib ada dalam:

  • Selamatan Panen (Randai Marapulai)
  • Pernikahan Adat (Baralek)
  • Slametan Rumah Baru
  • Oleh-oleh Wajib bagi perantau Minang

Menurut Ibu Siti, penjual Lamang Tapai 30 tahun di Pasar Raya Padang, “Lamang ni bukan makanan biasa, ini cerita leluhur dalam setiap gigitan.”

Tren Lamang Tapai di 2025

Tren Deskripsi
Varian Modern Lamang coklat, pandan, durian, dan vegan (tanpa tape)
Media Sosial #LamangTapai TikTok capai 50 juta views, konten “unboxing bambu” viral
Ekspor Dikirim ke Malaysia, Singapura, Belanda via e-commerce
Kolaborasi Festival kuliner Jakarta, kolab dengan brand kopi lokal
Harga Pasar Rp15.000-25.000 per bambu (2-3 potong)

Data Menarik: Penjualan Lamang Tapai naik 40% sejak 2023 berkat konten kuliner Instagram Reels dan dukungan Kemenparekraf dalam program Desa Wisata Kuliner.

Tempat Mencicipi Lamang Tapai Terbaik

  1. Pasar Raya Padang – Legendaris sejak 1970-an
  2. Rumah Makan Salero – Varian premium dengan gula aren organik
  3. Bukittinggi Food Street – Night market dengan demo live making
  4. Online: Tokopedia/Shopee (kirim seluruh Indonesia)

Resep Express untuk Pemula

Bahan (versi oven, 30 menit):

text
250 gr ketan kalengan
150 gr tape halus
100 gr gula aren cair
Daun pisang + aluminium foil

Cara:

  1. Campur semua bahan, aduk rata
  2. Bungkus rapat dengan daun pisang + foil
  3. Panggang 180°C selama 25 menit
  4. Dinginkan, potong, sajikan!

Hasil: 85% mirip original, cocok untuk urban dwellers.

Mengapa Lamang Tapai Harus Dilestarikan?

Di era makanan instan, Lamang Tapai mengajarkan kesabaran (6 jam memasak) dan koneksi alam (bambu sebagai kemasan). Sebagai UNESCO Intangible Cultural Heritage nominee, hidangan ini berpotensi jadi soft power kuliner Indonesia seperti rendang.

Pesan Ibu Rohani (80 tahun, penjual turun-temurun): “Lamang ni kaya hidup anak Minang – manis di luar, kuat di dalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Lamang Tapai, Permen Bambu Manis Khas Minangkabau yang Menggoda Selera
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%