jakartans.id – Di tengah hiruk-pikuk kota-kota Jepang yang tak pernah tidur, Torikizoku berdiri sebagai oase bagi para pecinta makanan sederhana tapi lezat. Rantai izakaya yakitori ini, yang berarti “Bangsa Ayam Mulia” dalam bahasa Jepang, telah menjadi ikon kuliner kasual sejak didirikan pada 1985 di Osaka. Dengan lebih dari 600 cabang di seluruh Jepang dan ekspansi ke Amerika Serikat, Torikizoku menawarkan pengalaman makan malam yang autentik, ramah kantong, dan penuh kehangatan—sempurna untuk salaryman lelah, mahasiswa, atau turis seperti Anda yang ingin merasakan budaya izakaya tanpa menguras dompet. Filosofi perusahaan, “Mencerahkan dunia melalui restoran yakitori,” bukan sekadar slogan; ia tercermin dalam harga flat 390 yen (sekitar Rp 40.000) per porsi, yang membuat setiap gigitan terasa seperti pesta. Pada 2025, dengan inflasi global, Torikizoku tetap setia pada komitmennya sebagai pilihan budget yakitori nomor satu.
Torikizoku lahir di Osaka pada 1985, didirikan oleh sekelompok pengusaha yang ingin membawa kebahagiaan melalui panggangan ayam sederhana. Awalnya hanya satu toko kecil, ia berkembang pesat berkat model bisnis inovatif: semua menu—dari sate ayam hingga bir dingin—dijual dengan harga tetap yang terjangkau. Pada 1990-an, saat boom ekonomi Jepang, Torikizoku menjadi tempat favorit untuk after-work drinks, dan kini memiliki hampir 700 cabang di seluruh negeri, termasuk di Tokyo, Kyoto, dan Hiroshima. Ekspansi internasional dimulai baru-baru ini, dengan cabang pertama di AS pada 2023, membawa “Yakibar” (bar panggangan terbuka) ke koki Amerika. Di balik kesuksesannya, ada komitmen pada bahan lokal: ayam segar dari peternakan domestik Jepang, dipanggang di atas arang binchotan untuk rasa asap yang khas. Bagi wisatawan Indonesia, Torikizoku mirip dengan warung sate pinggir jalan—sederhana, ramah, dan selalu ramai.
Masuk ke cabang Torikizoku seperti bergabung dengan pesta keluarga Jepang: lampu redup, dinding kayu hangat, dan aroma panggangan yang menggoda. Sebagian besar cabang menawarkan seating booth intim untuk kelompok kecil, counter untuk solo diner, dan area terbuka di mana Anda bisa menyaksikan chef memanggang sate di depan mata—fitur “Yakibar” yang ikonik. Suasana riuh tapi nyaman, dengan tawa pelanggan yang bercampur suara sizzling arang. Di Kyoto Shijo, misalnya, cabang dekat stasiun menyambut hingga 70 orang, sementara di Ueno Tokyo, dekorasi bertema burung (sesuai nama “Toriki”) menambah sentuhan lucu. Buka hingga larut malam (sering sampai pukul 3 pagi), ini adalah spot ideal untuk melepas penat setelah hari panjang menjelajah Shibuya atau kuil-kuil Kyoto. Tak heran jika ulasan di TripAdvisor menyebutnya “izakaya paling ramah untuk turis pemula.”
Inti dari Torikizoku adalah yakitori—sate ayam kecil yang dipanggang sempurna, dibumbui garam atau tare (saus kecap manis). Setiap porsi berisi dua tusuk, dibuat dari ayam segar domestik untuk rasa juicy dan smoky. Menu sederhana tapi beragam, dengan semua item dihargai 390 yen (termasuk pajak), termasuk minuman non-alkohol. Populer di kalangan pengunjung:
Selain yakitori, ada sampingan seperti edamame, salad, nasi onigiri, dan bahkan churros mini sebagai dessert rahasia penggemar. Minuman? Bir draft Jepang seperti Asahi dingin, highball, sake, atau soft drink—semua 390 yen juga. Untuk variasi, coba “limited edition” musiman seperti wine jeruk di musim dingin. Pengorderan mudah via tablet bilingual (Inggris-Jepang), jadi tak perlu khawatir bahasa.
Item Menu Populer | Deskripsi Singkat | Harga (Yen) |
---|---|---|
Momo Tare | Paha ayam panggang saus manis | 390 |
Kawa Shio | Kulit ayam garam, krispi | 390 |
Tsukune | Bakso ayam dengan saus pedas | 390 |
Bir Draft | Asahi segar, dingin | 390 |
Edamame | Kacang kedelai rebus | 390 |
Pada 2025, Torikizoku terus berkembang dengan cabang baru di Nagoya dan Fukuoka, plus app resmi untuk reservasi—berguna untuk menghindari antrean panjang di jam sibuk (18:00-20:00). Di AS, cabang di California menawarkan nuansa “Family Table” dengan dekorasi bertema Jepang. Bagi turis Indonesia, ini spot hemat: makan malam untuk dua orang bisa di bawah Rp 500.000. Tips: Datang off-peak (setelah 21:00), pesan via app, dan coba “secret menu” seperti campuran yakitori untuk rasa baru. Dress code kasual, dan kartu kredit diterima di sebagian besar cabang.
Torikizoku bukan restoran mewah, tapi ia menang dalam keaslian dan aksesibilitas—membuat budaya izakaya terbuka untuk semua. Seperti kata pengunjung di Reddit, “Ini seperti warung sate Indonesia tapi dengan bir Jepang dan harga gila!” Di era pasca-pandemi, tempat ini tetap menjadi simbol kegembiraan sederhana: duduk, pesan, makan, dan tertawa. Jika Anda di Jepang tahun ini, cari cabang terdekat via Google Maps dan biarkan “bangsa ayam mulia” mencerahkan malam Anda. Selamat menikmati yakitori—kanpai!
Tinggalkan Balasan