jakartans.id – Pagi hari di Inggris tak lengkap tanpa aroma harum bacon goreng dan telur setengah matang yang menguar dari dapur. English Breakfast, atau sering disebut “Full English”, adalah ritual sarapan yang legendaris, simbol kenyamanan rumah tangga sekaligus stamina untuk hari yang panjang. Bukan sekadar makanan, ini adalah warisan kuliner yang lahir dari tradisi pedesaan Inggris abad ke-19. Bagi traveler atau pecinta makanan, mencicipi Full English adalah cara sempurna untuk merasakan jiwa Inggris. Mari kita telusuri lebih dalam hidangan ikonik ini, dari bahan hingga tips menyajikannya di rumah.
English Breakfast bukanlah ciptaan modern. Ia berakar pada era Victoria (1837-1901), saat kelas menengah Inggris mulai menikmati sarapan mewah setelah revolusi industri. Dulu, petani dan buruh pabrik membutuhkan energi tinggi untuk bekerja, sehingga sarapan ini dirancang kaya protein dan karbohidrat. Menurut sejarawan kuliner seperti Lizzie Collingham dalam bukunya Breakfast: A History, hidangan ini berevolusi dari “brekkie” sederhana berbasis roti dan susu menjadi pesta rasa lengkap.
Pada awal abad ke-20, Full English menjadi standar di hotel dan rumah bangsawan, bahkan disajikan di istana kerajaan. Hari ini, ia tetap populer di pub dan kafe Inggris, dengan variasi seperti “Ulster Fry” di Irlandia Utara atau “Big Breakfast” di Australia yang terinspirasi Inggris. Di era modern, English Breakfast diadaptasi menjadi versi sehat dengan bahan organik, tapi esensinya tetap: mengenyangkan dan menghibur.
Apa yang membuat Full English begitu istimewa? Ini bukan sarapan biasa, melainkan komposisi 8-10 elemen yang disajikan di piring besar panas. Berikut breakdown klasiknya, dengan porsi untuk satu orang:
Total kalori? Sekitar 800-1.000 per porsi – cukup untuk marathon pagi! Sajikan semuanya di piring hangat agar tetap panas, dengan garnish peterseli untuk sentuhan hijau.
Tak perlu tiket ke London untuk menikmatinya. Berikut resep mudah untuk 2 porsi, siap dalam 20 menit:
Bahan:
Langkah:
Tips: Gunakan piring prasegaram oven untuk menjaga suhu. Untuk versi vegetarian, ganti bacon dengan halloumi atau tempe goreng ala Indonesia.
English Breakfast bukan hanya makanan; ia bagian dari identitas Inggris. Di pub seperti The Eagle di Cambridge, sarapan ini disajikan sepanjang hari sebagai comfort food. Bagi wisatawan, mencobanya di hotel seperti The Ritz London adalah pengalaman mewah. Secara nutrisi, meski tinggi lemak, ia kaya zat besi dari daging dan antioksidan dari tomat – asal dikonsumsi moderat.
Di Indonesia, Full English mulai populer di kafe-kafe fusion seperti di Jakarta atau Bali, dengan adaptasi seperti nasi goreng English twist. “Ini sarapan yang bikin hari terasa epic,” kata seorang expat di TripAdvisor.
English Breakfast adalah pengingat bahwa sarapan terbaik adalah yang menghangatkan hati dan perut. Coba resep ini akhir pekan ini, dan biarkan aroma bacon membangunkan selera petualangan Anda. Apakah Anda tim full load atau versi ringan? Bagikan pengalaman di komentar! Selamat sarapan, dan semoga pagi Anda seindah pagi di pedesaan Inggris.
Tinggalkan Balasan