jakartans.id – Di tengah hutan lebat Swedia Utara, di mana pepohonan pinus menjulang tinggi dan udara segar Arctic Circle menyapa, terdapat sebuah akomodasi yang bukan sekadar tempat menginap, melainkan sebuah karya seni yang hidup. Mirrorcube, salah satu kabin ikonik di Treehotel, menawarkan pengalaman unik di mana batas antara manusia dan alam menjadi kabur. Kubus kaca berlapis cermin ini bukan hanya tempat beristirahat, tapi juga sebuah ilusi optik yang memukau, mencerminkan langit dan pepohonan hingga hampir tak terlihat. Bagi pecinta arsitektur, petualang, atau siapa saja yang mencari pelarian dari hiruk-pikuk kota, Mirrorcube adalah destinasi impian yang layak dikunjungi.
Treehotel lahir dari ide sederhana namun visioner milik pasangan Kent dan Britta Jonsson, pemilik Brittas Pensionat di desa kecil Harads, Norrbotten, Swedia. Pada 2008, saat Kent bergabung dengan sekelompok arsitek terkenal Swedia dalam perjalanan memancing, mereka terinspirasi oleh sebuah dokumenter tentang kehidupan di alam liar. Diskusi di sekitar api unggun itu melahirkan konsep Treehotel: serangkaian kabin pohon yang dirancang oleh arsitek ternama, sebagai respons terhadap minat yang semakin besar terhadap ekowisata dan alam liar Swedia.
Dibuka pada 2010, Treehotel kini terdiri dari tujuh kabin unik, masing-masing dirancang oleh firma arsitektur berbeda seperti SandellSandberg, Cyrén & Cyrén, dan Tham & Videgård. Lokasinya yang strategis, sekitar 80 kilometer di sepanjang Sungai Lule dan dekat Lingkaran Arktik, menjadikannya pos terakhir peradaban sebelum memasuki alam yang tak tersentuh. Treehotel bukan hanya tentang menginap; ini adalah perpaduan antara desain kontemporer dan filosofi “kembali ke alam”, di mana setiap kabin menggambarkan hubungan dualistik antara manusia dan lingkungan.
Mirrorcube, yang dirancang oleh Tham & Videgård Arkitekter antara 2008-2010, adalah permata di antara kabin-kabin Treehotel. Kubus ini berukuran 4x4x4 meter, dibangun dari struktur aluminium ringan yang digantung langsung pada batang pohon pinus setinggi puluhan meter. Dinding luarnya dilapisi kaca cermin yang sangat reflektif, menciptakan efek kamuflase sempurna: dari kejauhan, Mirrorcube seolah lenyap, mencerminkan hutan, langit, dan bahkan aurora borealis di musim dingin.
Akses ke kabin ini dilakukan melalui jembatan tali sepanjang 12 meter, menambah sensasi petualangan. Di dalam, ruangannya sederhana namun nyaman untuk dua orang: tempat tidur ganda, kamar mandi, area lounge, dan balkon rahasia yang tersembunyi di balik dinding cermin. Interiornya menggunakan kayu alami, kontras dengan eksterior futuristik, menciptakan rasa kedamaian yang intim. Konsep desainnya berawal dari dualitas manusia dan alam—sebuah “mirage abstrak” yang membuat tamu merasa menjadi bagian dari hutan, bukan pengganggu.
Mirrorcube sempat menjadi sorotan global, muncul di sampul Architectural Record dan diliput CNN, berkat keunikannya yang viral di media sosial. Bahkan di Pinterest dan Reddit, foto-fotonya sering dibagikan sebagai contoh arsitektur “interesting as fuck”.
Meski kompak, Mirrorcube dilengkapi fasilitas modern: Wi-Fi, pemanas, dan pemandangan 360 derajat melalui jendela besar. Sarapan, makan siang, dan makan malam disajikan di Brittas Pensionat, sebuah penginapan bergaya 1930-1950-an yang autentik, lengkap dengan sauna dan ruang relaksasi. Harga menginap mulai dari sekitar £1500 (sekitar Rp 30 juta) untuk dua malam termasuk makan, meski ulasan di Tripadvisor menyoroti bahwa ini adalah investasi untuk pengalaman premium.
Treehotel menawarkan aktivitas sepanjang tahun: snowmobiling dan menonton northern lights di musim dingin, memancing, ski, atau berkuda di musim panas. Lokasinya dekat Luleå Airport membuatnya mudah diakses, dan hotel ini ramah lingkungan, menggunakan energi terbarukan serta desain yang minim mengganggu ekosistem.
Banyak tamu memuji Mirrorcube sebagai “fantasi masa kecil yang mewah”—sebuah tempat di mana pikiran bisa bergema di pagi yang redup hutan birch. Namun, tak semuanya sempurna. Beberapa ulasan menyebutkan kurangnya privasi di malam hari (cahaya dalam kabin membuatnya terlihat dari luar, tanpa tirai), dan kedekatan antar kabin yang membuatnya kurang “sendirian di alam”. Meski begitu, mayoritas pengunjung setuju bahwa sensasi menyatu dengan alam tak ternilai harganya.
Mirrorcube di Treehotel adalah bukti bahwa inovasi bisa selaras dengan alam. Di era di mana kita semakin jauh dari akar kita, tempat ini mengajak kita untuk berhenti, merefleksikan, dan menyatu kembali. Jika Anda merencanakan perjalanan ke Swedia Utara, pesanlah segera melalui situs resmi Treehotel—karena pengalaman seperti ini tak datang setiap hari. Apakah Anda siap menghilang ke dalam cermin alam?
Tinggalkan Balasan