jakartans.id – Di tengah hiruk-pikuk pasar tradisional Minangkabau, aroma manis gula aren yang khas selalu mencuri perhatian. Itulah Lamang Tapai, makanan khas Padang yang unik karena disajikan dalam bambu muda, menggabungkan tekstur kenyal beras ketan dengan rasa fermentasi manis tape singkong. Hidangan ini bukan sekadar camilan, tapi warisan kuliner Minangkabau yang kini mulai mendunia melalui festival makanan dan konten media sosial.
Lamang Tapai adalah kue tradisional Minangkabau yang terbuat dari beras ketan kukus dicampur tape singkong, kemudian dibungkus daun pisang dan dimasak di dalam bambu muda selama 4-6 jam. Proses slow-cooking ini menciptakan rasa manis alami yang meresap sempurna, dengan tekstur lembut di luar dan agak kenyal di dalam.
Menurut penelitian etnografi dari Universitas Andalas (2024), Lamang Tapai pertama kali dibuat oleh masyarakat Luhak Nan Tigo (Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota) sebagai hidangan selamatan saat panen padi. Bambu muda dipilih karena fungsinya sebagai “panci alami” yang memberikan aroma earthy dan menjaga kesegaran.
Bahan Utama (untuk 10 potong):
Cara Membuat:
Tips Penting: Gunakan bambu muda yang masih hijau segar agar tidak pahit. Proses fermentasi alami dari tape akan menghasilkan rasa manis yang semakin enak setelah 1-2 hari.
Aspek | Deskripsi |
---|---|
Tekstur | Luar lembut seperti dodol, dalam kenyal seperti ketan susu |
Rasa | Manis alami gula aren + asam manis fermentasi tape |
Aroma | Bambu hangat + pisang kukus yang khas |
Penyajian | Dibelah memanjang, dimakan dingin atau hangat |
Ketahanan | 3-5 hari di suhu ruang, 2 minggu di kulkas |
Keunggulan: Nol pengawet kimia, 100% alami, dan rendah lemak dibandingkan kue modern. Satu potong (100 gr) hanya 180 kalori, cocok untuk diet sehat.
Lamang Tapai bukan sekadar makanan, tapi simbol kemakmuran. Dalam adat Minang, bambu melambangkan kaukah rumah gadang (kekokohan), sementara tape singkong melambangkan kaukah tanah (kesuburan). Hidangan ini wajib ada dalam:
Menurut Ibu Siti, penjual Lamang Tapai 30 tahun di Pasar Raya Padang, “Lamang ni bukan makanan biasa, ini cerita leluhur dalam setiap gigitan.”
Tren | Deskripsi |
---|---|
Varian Modern | Lamang coklat, pandan, durian, dan vegan (tanpa tape) |
Media Sosial | #LamangTapai TikTok capai 50 juta views, konten “unboxing bambu” viral |
Ekspor | Dikirim ke Malaysia, Singapura, Belanda via e-commerce |
Kolaborasi | Festival kuliner Jakarta, kolab dengan brand kopi lokal |
Harga Pasar | Rp15.000-25.000 per bambu (2-3 potong) |
Data Menarik: Penjualan Lamang Tapai naik 40% sejak 2023 berkat konten kuliner Instagram Reels dan dukungan Kemenparekraf dalam program Desa Wisata Kuliner.
Bahan (versi oven, 30 menit):
250 gr ketan kalengan
150 gr tape halus
100 gr gula aren cair
Daun pisang + aluminium foil
Cara:
Hasil: 85% mirip original, cocok untuk urban dwellers.
Di era makanan instan, Lamang Tapai mengajarkan kesabaran (6 jam memasak) dan koneksi alam (bambu sebagai kemasan). Sebagai UNESCO Intangible Cultural Heritage nominee, hidangan ini berpotensi jadi soft power kuliner Indonesia seperti rendang.
Pesan Ibu Rohani (80 tahun, penjual turun-temurun): “Lamang ni kaya hidup anak Minang – manis di luar, kuat di dalam.
Tinggalkan Balasan