jakartans.id – Roma, ibu kota Italia yang dijuluki La Città Eterna atau Kota Abadi, adalah perpaduan sempurna antara reruntuhan kuno, seni Renaisans, dan kehidupan urban yang berdenyut. Dengan lebih dari 2.800 tahun sejarah, kota ini bukan sekadar destinasi wisata—ia adalah museum hidup yang memungkinkan Anda berjalan di jejak kaisar, seniman, dan peziarah. Pada tahun 2025, Roma merayakan Jubilee Katolik, sebuah peristiun besar yang menarik jutaan peziarah dari seluruh dunia, menjadikannya momen ideal untuk mengunjungi kota yang tak pernah kehilangan pesonanya.
Sejarah: Dari Tujuh Bukit hingga Pusat Kekaisaran
Roma didirikan pada 21 April 753 SM oleh Romulus, menurut legenda, di atas tujuh bukit: Palatine, Aventine, Capitoline, Quirinal, Viminal, Esquiline, dan Caelian. Dari sebuah desa kecil di Sungai Tiber, Roma berkembang menjadi pusat Kekaisaran Romawi yang menguasai Mediterania selama berabad-abad. Colosseum, amfiteater terbesar yang dibangun pada 70–80 M, pernah menampung 50.000 penonton untuk pertarungan gladiator dan perburuan binatang. Di dekatnya, Forum Romanum adalah jantung politik, agama, dan perdagangan—tempat Julius Caesar dibunuh pada 44 SM.
Pada abad ke-4 M, Kekaisaran Romawi Barat runtuh, tetapi Roma bangkit kembali sebagai pusat Kekristenan. Paus Gregorius Agung (590–604 M) memperkuat pengaruh Vatikan, dan pada abad ke-15, Renaisans meledak di bawah naungan Paus Julius II. Michelangelo melukis langit-langit Kapel Sistina, sementara Raphael menghiasi Stanzie di Raffaello di Istana Apostolik. Pada 1871, Roma menjadi ibu kota Italia yang bersatu, meninggalkan warisan arsitektur dari era Barok hingga Fasisme Mussolini.
Ikon Wisata: Landmark yang Wajib Dikunjungi
1. Colosseum dan Forum Romanum
Simbol kekuatan Romawi kuno. Pada 2025, tur malam dengan akses ke arena bawah tanah semakin populer. Tiket masuk: €16 (termasuk Palatine Hill).
2. Vatikan: Basilika Santo Petrus & Museum
Kubah Michelangelo, Pietà yang mengharukan, dan koleksi seni terbesar dunia. Pada Jubilee 2025, Pintu Suci Basilika dibuka—hanya setiap 25 tahun sekali. Tiket Museum Vatikan: €20 (pesan online untuk hindari antrean).
3. Pantheon
Kuil semua dewa yang kini menjadi gereja, dengan kubah beton terbesar di dunia (43,3 meter) dan oculus yang menerangi interior. Gratis masuk, tapi donasi dianjurkan.
4. Fontana di Trevi
Air mancur Barok karya Nicola Salvi (1762). Tradisi melempar koin (punggung menghadap air mancur) menjamin kembali ke Roma. Pada 2025, renovasi selesai, membuatnya semakin berkilau.
5. Tangga Spanyol (Piazza di Spagna)
126 anak tangga yang menghubungkan piazza dengan Gereja Trinità dei Monti. Musim semi dipenuhi azalea mekar—spot foto favorit.
6. Castel Sant’Angelo
Benteng Hadrian yang menjadi penjara, istana paus, dan kini museum. Pemandangan kota dari teras atas tak tertandingi saat matahari terbenam.
Kuliner Roma: Rasa yang Autentik
Roma adalah surga cucina povera—masakan sederhana tapi kaya rasa:
- Carbonara: Spaghetti dengan guanciale, telur, pecorino, dan lada hitam. Jangan pernah minta krim!
- Cacio e Pepe: Pasta dengan keju pecorino dan lada hitam—kesederhanaan yang sempurna.
- Supplì: Bola nasi goreng isi mozzarella, sering disebut “telepon” karena “keju menarik seperti kabel telepon”.
- Artichoke alla Romana: Artichoke rebus dengan mint, bawang putih, dan minyak zaitun.
- Gelato: Coba di Giolitti (sejak 1900) atau Fatamorgana untuk rasa inovatif seperti basil-honey.
Minum espresso di bar lokal—berdiri, cepat, dan murah (€1). Untuk anggur, coba Frascati putih dari bukit sekitar Roma.
Budaya & Kehidupan Lokal
Penduduk Roma (romani) dikenal ramah tapi sarkastik—mereka menyebut diri mereka “er popolo de Roma”. Bahasa sehari-hari penuh dialek Romanesco: “Aò!” (hei!), “Che ce frega?” (peduli apa?). Pada sore hari, nikmati passeggiata di Via del Corso atau Trastevere—kawasan bohemian penuh trattoria, bar, dan musik jalanan.
Jubilee 2025 membawa acara khusus: prosesi peziarah, konser sakral, dan pameran seni di basilika. Tema tahun ini: “Pilgrims of Hope”.
Tips Praktis untuk Wisatawan
| Informasi | Detail |
|---|---|
| Bandara | Fiumicino (FCO) – 30 km dari pusat; Leonardo Express €14 ke Stasiun Termini |
| Transportasi | Metro (2 jalur), bus ATAC, tram. Tiket harian €7 |
| Waktu Terbaik | April–Juni & September–Oktober (cuaca nyaman, turis lebih sedikit) |
| Akomodasi | Hotel bintang 3 di Monti/Prati: €80–120/malam |
| Keamanan | Waspada copet di kereta & tempat ramai. Gunakan tas anti-maling |
| Bahasa | Italia resmi; Inggris umum di area wisata |
Roma pada 2025: Apa yang Baru?
- Jubilee Path: Rute peziarah baru dari St. Peter ke basilika utama lainnya.
- Colosseum Arena Reconstruction: Lantai arena direkonstruksi—pengunjung bisa “berdiri di tengah pertarungan”.
- Roma Pass 72 jam: €52 – masuk gratis 2 museum + transportasi umum.
- Food Market di Testaccio: Pasar baru dengan 100 kios kuliner lokal.
Roma bukan sekadar kota—ia adalah perjalanan waktu. Di sini, Anda bisa sarapan di kafe yang sama dengan Audrey Hepburn di Roman Holiday, siang hari menjelajahi reruntuhan 2.000 tahun, dan malam hari menikmati opera di Baths of Caracalla. Seperti kata pepatah lokal:

