jakartans.id – Sayur Babanci adalah salah satu makanan khas Betawi yang saat ini mulai sulit ditemukan. Hidangan ini terdiri dari kombinasi berbagai rempah seperti kedaung, botor, wes, temu mangga, temu kunci, lempuyang, dan bangle. Semua racikan rempah ini menghasilkan aroma khas yang kuat dan rasa gurih-pahit manis yang kompleks. Sayur Babanci biasanya disajikan sebagai lauk pendamping nasi dalam acara adat atau besar, bukan sebagai makanan harian.
Asal-usul Sayur Babanci terkait dengan tradisi Betawi dalam menghargai hasil bumi lokal dan tanaman herbal. Bahan-bahan rempah-herbal seperti temu kunci dan maha others bukan hanya sebagai penyedap, tapi juga dipercaya memiliki khasiat kesehatan, seperti membantu pencernaan dan memberikan rasa hangat di badan. Karena bahan-bahan ini mulai sulit diperoleh dan masyarakat muda cenderung melupakan resep turun-temurun, keberadaan kuliner ini makin langka.
Dalam hal pengalaman makan, Sayur Babanci memberikan nuansa berbeda dibanding sayur atau sambal lokal lainnya ‒ tekstur yang kaya (ada bagian rempah yang agak berserat), warna yang cokelat dominasinya khas tanaman herbal, dan rasa yang kompleks: rasa gurih, sedikit pahit, dan aroma herbal yang kuat. Meskipun tidak semua orang terbiasa dengan rasa pahit herbal, keunikan ini menjadi daya tarik bagi pecinta kuliner tradisional atau wisatawan yang mencari pengalaman rasa otentik.
Pelestarian Sayur Babanci memerlukan dukungan dari komunitas lokal dan pihak terkait: misalnya dokumentasi resep asli, workshop kuliner, dan promosi wisata kuliner Betawi untuk memperkenalkan Sayur Babanci kepada generasi muda. Hal ini penting agar resep dan tradisi tidak punah dan tetap menjadi bagian dari identitas budaya Betawi.