jakartans.id – Bunny Chow, atau sering disebut “bunny,” adalah hidangan jalanan khas Afrika Selatan yang telah menjadi simbol budaya kuliner Durban. Hidangan ini terdiri dari roti tawar yang dilubangi bagian tengahnya dan diisi dengan kari kental yang kaya rasa, mulai dari daging hingga sayuran. Meskipun namanya mengandung kata “bunny,” hidangan ini tidak ada hubungannya dengan kelinci.
Bunny Chow berasal dari komunitas India di Durban, Afrika Selatan, pada pertengahan abad ke-20. Hidangan ini diyakini muncul selama era apartheid, ketika pekerja India di perkebunan tebu membutuhkan makanan praktis dan murah yang mudah dibawa. Salah satu teori menyebutkan bahwa Bunny Chow diciptakan untuk pekerja kulit berwarna yang tidak diizinkan makan di restoran tertentu. Roti tawar yang kokoh digunakan sebagai wadah untuk kari, sehingga tidak memerlukan piring atau peralatan makan, menjadikannya solusi yang praktis.
Nama “Bunny Chow” konon berasal dari istilah “bania,” sebutan untuk pedagang India yang menjual hidangan ini. Seiring waktu, “bania chow” berubah menjadi “bunny chow” dalam pengucapan lokal. Meskipun awalnya merupakan makanan komunitas India, Bunny Chow kini dinikmati oleh berbagai kalangan di Afrika Selatan dan telah menyebar ke berbagai belahan dunia sebagai hidangan yang eksotis dan lezat.
Pembuatan Bunny Chow cukup sederhana namun membutuhkan perhatian pada detail untuk menghasilkan cita rasa yang otentik. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat Bunny Chow:
Roti tawar putih: Biasanya digunakan roti persegi (loaf) yang kokoh, seperti roti pemerintah (government loaf) di Afrika Selatan, yang memiliki tekstur padat untuk menahan kari.
Kari: Bisa berupa kari daging (ayam, domba, sapi), kari kacang-kacangan, atau kari sayuran. Bumbu khas meliputi kunyit, jintan, ketumbar, jahe, bawang putih, dan cabai.
Pelengkap: Bawang bombay cincang, daun ketumbar, atau acar (chutney) untuk menambah rasa.
Siapkan roti: Potong roti menjadi dua atau empat bagian, tergantung ukuran porsi (setengah loaf untuk porsi besar, seperempat untuk porsi kecil). Keluarkan bagian tengah roti untuk membentuk mangkuk, sisakan dinding roti yang cukup tebal agar tidak bocor.
Masak kari: Tumis bumbu kari dengan minyak, tambahkan daging atau sayuran, lalu masak dengan saus tomat atau santan hingga kental dan beraroma. Kari harus cukup kental agar tidak meresap terlalu cepat ke roti.
Isi roti: Tuang kari panas ke dalam lubang roti hingga penuh. Letakkan bagian roti yang dikeluarkan (disebut “virgin”) di atasnya sebagai penutup atau di samping sebagai pelengkap.
Sajikan: Taburi dengan daun ketumbar atau bawang bombay cincang. Bunny Chow biasanya dimakan dengan tangan, dengan roti dicelupkan ke kari atau disobek untuk disantap bersama isiannya.
Bunny Chow memiliki berbagai variasi tergantung pada isian dan preferensi lokal:
Mutton Bunny: Kari domba, salah satu yang paling populer di Durban karena rasa dagingnya yang kaya.
Chicken Bunny: Kari ayam, lebih ringan dan cocok untuk mereka yang menghindari daging merah.
Beans Bunny: Kari kacang-kacangan, seperti kacang merah atau lentil, yang menjadi pilihan vegetarian.
Trotter Bunny: Kari kaki kambing, hidangan yang lebih berani dengan tekstur kenyal.
Vegan Bunny: Kari sayuran atau kacang dengan bumbu tradisional, semakin populer di kalangan pecinta makanan nabati.
Selain itu, ukuran porsi juga bervariasi, mulai dari “quarter bunny” (seperempat roti) hingga “full bunny” untuk porsi besar. Beberapa tempat juga menawarkan “mini bunny” untuk camilan ringan.
Bunny Chow bukan sekadar makanan, tetapi juga cerminan keragaman budaya Afrika Selatan. Hidangan ini menggabungkan pengaruh India melalui kari dengan gaya praktis Afrika Selatan melalui penggunaan roti sebagai wadah. Keunikan ini menjadikannya favorit di kalangan wisatawan yang ingin mencicipi kuliner lokal saat mengunjungi Durban atau kota lain seperti Johannesburg dan Cape Town.
Bunny Chow juga telah menyebar ke luar Afrika Selatan, muncul di festival makanan internasional dan restoran yang menyajikan masakan Afrika. Di media sosial, hidangan ini sering menjadi sorotan karena presentasinya yang unik dan cita rasanya yang kaya. Banyak koki modern bereksperimen dengan Bunny Chow, seperti menambahkan bahan-bahan fusion seperti kari Thailand atau isian ala Meksiko, meskipun puris lokal lebih menyukai versi tradisional.
Pilih tempat otentik: Jika berada di Durban, kunjungi tempat seperti Hollywood Bets di Greyville atau restoran di Victoria Street Market untuk pengalaman Bunny Chow yang autentik.
Sesuaikan tingkat kepedasan: Kari di Bunny Chow bisa sangat pedas, jadi pastikan untuk meminta versi ringan jika tidak tahan pedas.
Makan dengan tangan: Bagian dari pengalaman Bunny Chow adalah merobek roti dan mencelupkannya ke kari, jadi nikmati dengan cara tradisional.
Coba variasi lokal: Setiap daerah di Afrika Selatan mungkin memiliki sentuhan unik pada Bunny Chow, jadi eksplorasi berbagai versi untuk menemukan favorit Anda.
Bunny Chow adalah lebih dari sekadar hidangan jalanan; ia adalah simbol sejarah, kreativitas, dan keberagaman budaya Afrika Selatan. Dengan roti yang sederhana namun kokoh sebagai wadah dan kari yang kaya rasa sebagai isian, Bunny Chow menawarkan pengalaman kuliner yang praktis sekaligus memanjakan lidah. Baik Anda seorang pecinta kuliner yang mencari cita rasa baru atau ingin merasakan sepotong sejarah Durban, Bunny Chow adalah hidangan yang wajib dicoba. Cobalah membuatnya sendiri di rumah atau nikmati di Afrika Selatan untuk merasakan kelezatan yang otentik!
Tinggalkan Balasan