jakartans.id – Mandala Eco-Resort menghadirkan pengalaman menginap yang mengajak tamu untuk berbaur dengan alam, bukan hanya berada di dalamnya. Terletak di perbukitan selatan Lombok, sekitar 20 menit dari pantai, resort ini dibangun dengan kayu bambu, kayu daur ulang, dan bebatuan setempat, seolah arsitekturnya tumbuh dari medan sekitarnya. Begitu tiba, tamu akan disambut dengan kicau burung dan aroma tanah hangat, menciptakan suasana tenang yang langsung terasa “membumi”.
Pengalaman ini mendalam karena arsitektur Mandala bukan hanya estetis, tetapi sengaja dirancang agar menghilang di antara lanskap—atap melengkung menyerupai gelombang, villa yang mengalir di sepanjang lereng, dan kamar mandi yang terbuka ke udara bebas, mengaburkan batas antara dalam dan luar .
Secara keahlian (expertise), arsitektur tersebut mencerminkan sinergi seni dan tradisi—struktur bambu yang lentur namun kuat, serta penggunaan bahan alami mengurangi jejak ekologis namun tetap mempertahankan kenyamanan dan keindahan. Ini jelas bukan sekadar akomodasi, tetapi karya yang menyatu secara organik dengan alam sekitar, menciptakan ruang untuk refleksi dan rehat dari rutinitas.
Secara otoritatif (authoritativeness), ulasan dari penikmat perjalanan menggambarkan bagaimana Mandala membuat waktunya terasa lebih lambat, dan kembali ke diri sendiri jadi lebih mudah. Resort ini menawarkan pelarian yang tidak hanya memberikan fisik relaksasi, tapi juga menumbuhkan ketentraman batin.
Dari sisi kepercayaan (trustworthiness), pengelolaannya tampak maishtif—tidak ada keluhan atas gangguan modern. Justru, keheningan, ketiadaan plastik, dan minimnya distraksi-inilah yang jadi daya tarik paling kuatnya. Mandala bukan sekadar tempat tinggal, melainkan rumah batin bagi mereka yang mendambakan ketenangan otentik.
Mandala Eco-Resort adalah bukti bahwa kemewahan sejati terletak pada kesederhanaan dan keterhubungan. Di sana, keinginan untuk “jadi diri sendiri” diteguhkan oleh setiap dinding bambu dan hembusan angin pegunungan yang menyambut pagi. Ini bukan sekadar akomodasi, tetapi perjalanan pulang—ke alam, dan ke dalam diri.
Tinggalkan Balasan