jakartans.id – Maatjesharing, atau sering disebut sebagai Hollandse Nieuwe di Belanda, adalah hidangan tradisional berupa ikan haring muda yang diasinkan dan disajikan mentah. Hidangan ini merupakan bagian penting dari budaya kuliner Belanda dan sering dinikmati sebagai camilan atau bagian dari hidangan utama. Maatjesharing dikenal karena teksturnya yang lembut, rasa asin yang khas, dan kandungan gizinya yang tinggi. Ikan ini biasanya ditangkap antara pertengahan Mei hingga Juli, sebelum musim kawin, sehingga menghasilkan haring yang gemuk dan kaya lemak.
Tradisi mengonsumsi maatjesharing sudah ada sejak berabad-abad lalu di Belanda. Proses pengasinan haring, yang dikenal sebagai gibbing, diperkenalkan pada abad ke-14 oleh seorang nelayan Belanda bernama Willem Beukelszoon. Teknik ini melibatkan pengeluaran sebagian isi perut ikan, termasuk pankreas, yang memungkinkan enzim alami mempertahankan rasa dan tekstur ikan selama pengawetan. Teknik ini tidak hanya memperpanjang umur simpan haring, tetapi juga menciptakan cita rasa yang khas dan digemari hingga kini.
Maatjesharing biasanya mulai tersedia di pasaran sekitar awal Juni, yang ditandai dengan perayaan Vlaggetjesdag (Hari Bendera) di beberapa kota pesisir Belanda seperti Scheveningen. Pada hari ini, masyarakat berkumpul untuk menyambut musim haring baru dengan festival, musik, dan tentu saja, menyantap maatjesharing segar. Tradisi ini mencerminkan betapa pentingnya haring dalam budaya dan ekonomi Belanda.
Maatjesharing dibuat dari haring muda yang belum sepenuhnya dewasa, ditangkap sebelum musim kawin. Setelah ditangkap, ikan dibersihkan dengan teknik gibbing, di mana insang dan sebagian isi perut dibuang, tetapi pankreas tetap dibiarkan untuk membantu proses pengawetan alami. Ikan kemudian direndam dalam larutan garam ringan selama beberapa hari, yang memberikan rasa asin yang seimbang dan tekstur lembut. Proses ini berbeda dari haring yang diasinkan secara berat, seperti zoute haring, yang memiliki rasa lebih kuat.
Setelah proses pengasinan, maatjesharing biasanya dibekukan untuk memenuhi standar keamanan pangan modern, terutama untuk membunuh parasit yang mungkin ada. Namun, ikan ini tetap dianggap “mentah” karena tidak dimasak dengan panas. Maatjesharing yang sudah jadi memiliki warna keperakan dengan daging yang lembut dan sedikit berminyak.
Maatjesharing bukan hanya lezat, tetapi juga kaya akan nutrisi. Menurut sumber, maatjesharing mengandung setidaknya 16% lemak, dengan beberapa mencapai 22% atau lebih, yang sebagian besar adalah lemak tak jenuh omega-3. Lemak omega-3 dikenal dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, setiap 100 gram maatjesharing menyediakan sekitar 222 kkal/932 kJ, menjadikannya sumber energi yang baik.
Haring juga kaya akan protein berkualitas tinggi dan berbagai vitamin, seperti A1, B1, B2, B6, B12, C, D, dan E. Kandungan nutrisi ini menjadikan maatjesharing pilihan makanan yang sehat, meskipun perlu dikonsumsi dalam porsi yang wajar karena kandungan lemaknya yang cukup tinggi.
Di Belanda, maatjesharing biasanya disajikan dengan cara yang sederhana namun ikonik. Cara tradisional adalah memegang ekor ikan, memiringkan kepala ke belakang, dan memakan haring langsung dari tangan, sering kali dengan tambahan bawang bombay cincang dan acar mentimun untuk menyeimbangkan rasa asin. Alternatifnya, haring dapat disajikan di atas piring dengan roti gandum (broodje haring) atau sebagai bagian dari salad.
Beberapa orang juga menikmati maatjesharing dengan minuman tradisional Belanda seperti jenever, sejenis gin lokal, yang dianggap melengkapi cita rasa ikan. Di luar Belanda, maatjesharing sering ditemukan di restoran Belanda atau pasar makanan khusus, dan kadang diolah menjadi hidangan modern seperti sushi haring atau tartare.
Maatjesharing tidak hanya populer di Belanda, tetapi juga di negara-negara tetangga seperti Belgia. Di Belgia, misalnya, supermarket seperti Carrefour Market sering mengadakan promosi khusus untuk maatjesharing, menawarkan harga diskon selama musim haring. Promosi ini biasanya diumumkan melalui brosur atau situs web resmi toko, memungkinkan konsumen untuk mendapatkan haring segar dengan harga terbaik.
Selain itu, maatjesharing telah diakui sebagai produk Traditional Speciality Guaranteed (TSG) oleh Uni Eropa pada tahun 2015, yang menegaskan statusnya sebagai warisan kuliner Belanda yang otentik. Pengakuan ini membantu melindungi metode produksi tradisional dan mempromosikan maatjesharing di pasar internasional.
Meskipun maatjesharing tetap menjadi makanan tradisional, industri haring menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan penangkapan ikan yang berlebihan, yang dapat memengaruhi populasi haring di Laut Utara. Oleh karena itu, banyak pihak mendorong praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan haring di masa depan.
Di sisi lain, inovasi dalam pengolahan dan penyajian terus berkembang. Misalnya, beberapa koki modern bereksperimen dengan cara penyajian baru, seperti menggabungkan maatjesharing dengan bahan-bahan lokal dari negara lain atau menyajikannya dalam bentuk yang lebih kontemporer.
Maatjesharing adalah lebih dari sekadar makanan; ia adalah simbol budaya Belanda yang kaya akan sejarah dan tradisi. Dengan rasa yang unik, kandungan gizi yang tinggi, dan cara penyajian yang sederhana namun otentik, maatjesharing terus memikat hati pecinta kuliner di seluruh dunia. Baik dinikmati secara tradisional di tepi pelabuhan atau sebagai bagian dari hidangan modern, maatjesharing tetap menjadi kebanggaan kuliner Belanda yang patut dicoba.
Tinggalkan Balasan