Angeun Lada, Sajian Pedas Banten yang Kian Terlupakan

By 3 minggu lalu 2 menit membaca

jakartans.id – Angeun Lada adalah hidangan tradisional khas Banten, khususnya Pandeglang, yang semakin jarang ditemui. Nama “Angeun Lada” sendiri berasal dari bahasa Sunda; angeun berarti “sayur” atau “sup”, sementara lada menunjuk pada rasa pedas yang menjadi ciri khas utama hidangan ini.

Disajikan dalam bentuk sup kental dengan kuah yang merah menyala karena penggunaan cabai, hidangan ini biasanya menggunakan daging sapi, babat, atau bahkan kerbau sebagai bahan utama. Keunikan lainnya terletak pada penggunaan daun culantro (walangan), yang memiliki aroma kuat dan memberi rasa menarik—sedikit herbal, segar, dan unik—meski sempat terasa asing bagi lidah pemula.

Tradisi mengonsumsi Angeun Lada cenderung terkait momen-momen sakral dan kebersamaan. Makanan ini kerap hadir saat Lebaran, acara sunatan, pertemuan keluarga, hingga pesta adat. Karena bahan yang digunakan tergolong istimewa dan berharga, sajian ini tidak umum ditemukan di warung biasa. Hal inilah yang membuat hidangan ini mulai langka di masyarakat secara luas.

Jika Anda berkunjung ke Pandeglang, salah satu tempat terbaik untuk mencicipi Angeun Lada adalah Warung Cep Udin, yang berada di Lapangan Sukarela. Disana, hidangan ini masih diracik secara tradisional dan autentik. Pemerintah Banten bahkan telah mencatat Angeun Lada sebagai Cagar Budaya Tak Benda, upaya untuk mempertahankan keberadaan kuliner ini di tengah ancaman kepupusan budaya kuliner lokal.

Angeun Lada bukan hanya soal rasa, melainkan warisan rasa yang menghubungkan kita dengan tradisi, komunitas, dan alam Banten. Dengan keberadaannya yang kian langka, sajian ini patut diangkat kembali dan diperkenalkan sebagai bagian dari kekayaan kuliner nusantara yang tetap hidup dan relevan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Angeun Lada, Sajian Pedas Banten yang Kian Terlupakan
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%